Pagi memang belum datang
dinginpun belum hendak hilang
tak perlu dituliskan ulang
di langit selalu ada bintang
Aku tak akan tertidur malam ini
aku tak perlu bangun pagi nanti
tak ada yang ingin aku lakukan esok hari
hidupku hanya untuk menjauhkan mati
Dinding semakin mendingin
tak dipedulikannya lagi apa yang aku katakan
bahkan jika ku benturkan kepalaku padanya
yang ada hanya noda darahku, bukan air matanya
menangis? dinding memang tidak bisa,
dia tak punya kantung air mata,
tak juga akal, hati, dan indra
dia sungguh mati rasa
lalu ku tulis dan baca
sebuah cerita
cerita lama yang tertulis di buku
membacanya menimbulkan haru
tapi yang menetes bukan air terjun
hanya air mata palsu dan embun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar