28/02/12

Kolam #1

Pujangga tak selalu butuh tinta
terkadang mereka menggoreskan jari mereka untuk meneteskan cairan merah yang bisa mengungkapkan sejuta perasaan.

24/02/12

Merintihi Masa Depan

Aku adalah malaikat tanpa sayap
belulang patah yang bernyawa
terbang jauh tinggalkan gelap
menuju tempat yang semoga penuh cahaya

Aku adalah bidadari dari khayangan
putri kecil kelilipan

18/02/12

Pluto #1

Tak bisa ku bayangkan dinginmu kini,

Masih menanti saat kembali berbagi hangat sinar mentari.

Bermain jiola di ujung Bimasakti


Published with Blogger-droid v2.0.1

Memeluk Bintang

Bintang ada di setiap saat.

Namun bintang hanya terlihat saat langit gelap.

Bintang ada untuk beri petunjuk bagi nelayan yang hilang.

Kadang bintang juga berbagi kehangatan.


Kadang katak merindukan bulan,

Gadis kecil ingin memetik bintang.

Kadang puisi hanya saduran,

Sisanya adalah hati yang rindu kasih sayang.


Memeluk bintang tak akan berarti

Jika jemari tak pegang janji

Memeluk bintang dengan hati

Hati yang takut, benci, dan telah terasakiti.


Langit cerah Februari

Memhuatku terus bermimpi

Mimpi berpuisi, mimpi bernyanyi,

Mimpi memeluk bintang di Karangmuni


Published with Blogger-droid v2.0.1

Surya di Lempuyangan

Surya terbenam?

Tak bisa ku lihat, langit mendung...

Awan hitam?

Entahlah, aku buta warna, bahkan tidak bisa bedakan hitam dan putih.


Dingin, hujan, tanpa pelindung.

Hanya jembatan lempuyangan dan bintang yang tak kelihatan yang peduli.

Dingin, hujan, ..

Entahlah, aku buta rasa tak bisa bedakan suasana

Aku juga tak peduli.


Sang surya memberi dinginnya pada hidupku sehari-hari.

Aku pesimis dan tak ingin melihatnya esok hari.


Beri aku tepuk di pundak jika kau peduli.

Surya esok hari


Published with Blogger-droid v2.0.1

17/02/12

-

Entah

aku tidak tahu judul yang lebih baik dari Suatu hujan di satu potong Februari

Setiap mengingatnya, aku merasa seperti bajingan.

Berubu pembenaran sudah kulampirkan di formulir pendaftaranku. Beribu sesal, tapi benarkah aku menyesal?


Entah bagaimana, tapi rasa nyaman itu datang begitu saja, dan ketika ia pergi, rasanya seluruh yang ada di bumi ikut pergi. Maka aku pergi. Teman yang peduli, benarkah mereka peduli?


Memang benar aku seperti anak kecil, pantas kau sebut aku seperti anak kecil. Memang benar aku tak kunjung dewasa, aku sudah mencoba. Toh, aku hanya ingin merasa nyaman, seperti saat kamu di dekatku.

Atau entahlah. Bukan puisi untuk dibaca, aku sendiri tidak tahu apa ini.


Published with Blogger-droid v2.0.1

13/02/12

Berat Dan Kosong #2

Sore yang ku tulis di puisi
mengingatkanku pada seluruh waktu yang ku habisi
dengan secangkir teh manis dan sepotong roti isi
dengan bukit dan pantai di satu sisi

12/02/12

Tanah Surga #1

Aku hidup di negeri surga dimana padi tumbuh di segala musim dan tak seorangpun akan kelaparan, katanya.
Aku hidup di negeri surga, pantai adalah kolam, gunung adalah ruang belajar.
Tanah surga!
lihat disana, jenazah penguasa itu di kubur dengan eloknya di sebuah bukit yang dijadikan miliknya. Penguasa yang tak meninggalkan apa-apa selain kesejahteraan bagi keluarganya.
Lihat disana! bukan disana! lebih bawah lagi, di bawah jembatan yang selalu kau lewati dengan kendaraan mewahmu...
itu pengemis dengan dua anak,
pengemis dengan seorang anak di sebelahnya, seorang anak di pelukannya, dan satu lagi di hadapan Pencipta.
lihatlah dia... bahkan untuk menguburpun tak sanggup.
dan lihatlah kita... tak peduli..

Tanah surga? pantaskah kita?

Sungai Tinta

Jemari tak dapat lagi mengukir kata-kata
bukan karena kehabisan tema
bukan pula karena tak sanggup membuat rima
namun karena takut ada yang terlupa atau tak sanggup melupa

Langkah di taman ini berakhir ketika senja
menggores cerita tentang bahagia dan luka
di antaranya hilang entah kemana
sisanya mengalir di sungai tinta

Sungai tinta, bukan tanpa makna
sungai tinta;  . . .

Sungai tinta, hitam menggores sejuta warna
membentuk pelangi di atas dermaga
ketika kapal berhenti berlayar
dan rindu tak terbayar.


06/02/12

Catatan Rapuh #5

Karena kita berkata bahwa kita akan selalu ada ketika mereka membutuhkan
dan kita berkata bahwa kita adalah sosok tegar tak kenal gentar yang akan berjalan lurus menembus lorong gelap menuju masa depan yang tak pernah datang.
Karena kita berkata bahwa badai ini akan berlalu,
namun tak sepercik sinarpun menembus awan mendung ini,
karena sakitnya nyata.

05/02/12

Catatan Rapuh #2

aku ingin lupa bahwa dia hanya seseorang yang ku temui di keramaian.
Aku ingin lupa bahwa itu bukanlah keramaian pertama yang ku temukan mengerumuni diriku, walaupun itu menjadi yang terasyik.
Seakan aku lupa bahwa keramaian itu ada tanpanya,
seakan aku akan terus meronta akan sepiku ketika dia tidak menyatakan kebersamaannya denganku.
Lalu aku berkata bahwa dialah pemegang hidupku.
hingga aku lelah dengan kesepian ini,
lalu orang lain datang menawarkan keramaian serupa,
lalu semua dimulai dari awal, meski tak sama.

ini bukan tentang rapuh, ini hanya tentang hidup dengan masa lalu yang ingin ku lupakan. Seakan aku lupa bahwa usiaku mungkin tinggal 2 tahun lagi.

Mata Minus dalam Botol

Kamu lagi.
terus meludah dengan percikan omongan yang selalu berbeda tiap harinya.
dan sekarang kamu bilang mau menuju masa depan yang cerah, yaitu jalan indah yang dulu ku tempuh.

terserah ya.

mataku sakit melihat jalan lurus kedepan, sepertinya butuh kacamata.
kacamata sungguhan.

04/02/12

Bintang Kejora #4

Harus ku akui, aku terlalu lama berada disini, dalam gelap
meski kau coba menerangiku, meski kau coba jadi cahayaku
karena kau hanya bintang dan aku akan merindukan pagi.
harus ku akui, aku terlalu takut untuk berlari, kaki bergetar dan tak sanggup menginjak bumi pertiwi,
meski kau coba jadi tongkatku, meski kau bintang di pagi hari yang akan aku rindukan,
karena semua berakhir di malam ketika lilin padam diujung cium dan pelukan yang tertampik.

01/02/12

Sayembara di Bawah Langit Abu-abu

Seisi dunia bagaikan sebuah sayembara,
di dalamnya kita dapat bersandiwara,
menang dan kalah bukan tujuannya,
maka menangis dan bersedih tak ada gunanya.

Ceritakan kembali padaku, tentang sayembara di langit abu-abu itu. Kejadian dimana kamu dan aku, dan mungkin juga mereka bersembunyi dibalik seperlindungan kecil masing-masing?

Ceritakan padaku bila kau memang peduli...
namun ku rasa kau tak peduli.
sayembara ini memang belum berakhir,
hanya bisa terus berusaha dan biarkan Dewan Juri yang memutuskan.
entahlah!