07/02/17

Tak mengapa kamu menangis,
pikirmu kaulah yang paling  berhak mengais,
Kau pikir hanya hatimu yang teriris,
Kau pikir kisah hidupmu yang paling miris.

Tak mengapa kau memaki,
toh aku ini lelaki, tak punya harga diri,
Kau injak saja seperti tai,
lalu kau bersihkan di tepi lantai.

Tak mengapa kamu merengek,
wajahmu tak akan pernah jadi jelek,
biar mataku yang bengkak penuh belek
setelah kau paksa mengawasi telek

Kami memang paling benar,
Di bawah kakimu bumi berputar,
Sudah-sudah tidur yang pulas,
biar besok pagi aku pergi dan kamu puas.

Tidak ada komentar: