terduduk aku di kursi kuning
menanti telephon genggam berdering
tapi kini suasana hening
aku mulai mengerutkan kening
badut masih duduk dengan dungu
Ku masih setia menunggu
Dia yang berbaju ungu
untuk lewati akhir minggu
Televisi putar lagu lama
selama aku menunggu disana
kadang jantungku berdetak berirama
seirama nafasku yang tak bernada
kursi kuning milik sang kaya
sediakan es-krim bagi mahasiswa ilmu budaya
dan bagi mereka yang tak berbahaya
bagi mereka yang datang tanpa bom cahaya
tapi ku tetap menunggu
bersama badut yang dungu
kapan datang si baju ungu
kini sudah satu minggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar