21/09/12

Puisi Nomer Enam Belas

Bisa kulihat biru di langit

Namun tiga warna lenyap sudah dari matamu

Luntur oleh tetes-tetes air mata yang tak dapat lagi kau tahan

Membasahi bumi yang haus akan hujan.


Ku tulis puisi ini sambil termenung,

Duduk di sudut ruang hampa yang penuh dengan sunyi,

Tak kutemui satupun yang dapat obati rinduku.


Ku tulis puisi ini sambil bernyanyi,

Sebuah lagu tanpa nada untuk lirik tanpa rima,

Menggema di kepalaku yang kosong

Menggaung di jiwaku yang entah mengapa selalu merindu.


Ku tulis puisi ini sambil menangis,

Walau aku tahu bahwa kau tak menemukan makna dalam tulisanku,

Dan aku tak menemukan makna dalam hidupku.


Published with Blogger-droid v2.0.1

Tidak ada komentar: